-800x600.jpeg)
SMAN 2 Kahayan Tengah Bersama Satgaswil Kalteng Den 88 AT Polri Bangun Kesadaran Siswa Lewat Sosialisasi Pencegahan Intoleransi, Radikalisasi, dan Terorisme
Siswa kelas XII SMAN 2 Kahayan Tengah berkesempatan mendapatkan edukasi
mendalam terkait ancaman paham intoleransi, radikalisasi dan terorisme, melalui sosialisasi yang diselenggarakan oleh Satgaswil Kalteng Den 88 AT Polri. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
kepada generasi muda tentang bahaya terorisme serta cara menangkal paham
radikal yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam kegiatan yang berlangsung di aula sekolah tersebut, Satgaswil Kalteng Den 88 AT Polri memberikan paparan komprehensif mengenai modus-modus penyebaran paham radikal yang sering kali menyasar kaum muda. Para siswa diajak untuk mengenali ciri-ciri gerakan radikal dan bagaimana cara melaporkan aktivitas mencurigakan yang bisa berpotensi menimbulkan aksi teror.
Selain itu, sosialisasi ini juga menekankan pentingnya menjaga sikap toleransi di tengah masyarakat yang majemuk. Mengingat bahwa lingkungan sekolah terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya, para siswa didorong untuk mengedepankan sikap saling menghargai dan mencegah segala bentuk intoleransi.
Kepala SMAN 2 Kahayan Tengah, Bapak Toto Pujiharyanto, menyampaikan
apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi ini sangat penting
untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang relevan dan mampu meningkatkan
kesadaran kritis terhadap isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat.
"Melalui sosialisasi ini, kami berharap siswa-siswi dapat menjadi duta
perdamaian di lingkungan mereka masing-masing, serta tidak mudah terpengaruh
oleh ajakan-ajakan radikal yang bisa merusak masa depan mereka,"
ungkapnya.
Para siswa terlihat antusias mengikuti sosialisasi, yang ditutup dengan
sesi tanya jawab. Mereka juga diingatkan untuk senantiasa waspada, menjaga
persatuan, serta berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan lingkungan
sekitar.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi salah satu upaya preventif
dalam menangkal masuknya paham radikal di kalangan generasi muda, khususnya di
lingkungan pendidikan.